Home » » Kemana Sang Hujan ?

Kemana Sang Hujan ?

     Sang hujan sepertinya telah pergi... kemana sang hujan ?


     Sudah 3 hari ini hujan tidak muncul lagi, entah kemana ia pergi. Gersang pun kembali muncul ke bumi menghangati daratan kota Bandung. Sang hujan sepertinya telah pergi ke tempat lain yang masih belum ia kunjungi. Padahal ane berharap hujan terus turun beberapa hari ke depan atau setidaknya seminggu lagi saja, karena panas yang begitu terik membuat badan ini menjadi gerah dan abu-abu jalan pun kembali pesta dan melayang-layang diudara.

     Walaupun pergi kuliah harus dan pulang kuliah harus diguyur hujan tapi bagi ane tak apa-apa karena hujan itu juga merupakan anugerah dari tuhan, kalau hujan dikatakan sebagai bencana ane rasa itu pernyataan yang salah, karena ketika hujan dan kemudian menjadi banjir, itu kan perbuatan manusia yang tidak bisa mengelola sampah. Tapi hujan adalah berkah pagi tumbuh-tumbuhan karena mereka tidak kelaparan dan tak perlu repot mencari sumber untuk berkembang.

     Hujan menjadi masalah bagi daerah-daerah yang berpeluang terkena banjir, bagi masyarakat tersebut itu merupakan bencana, ya itu sih salah sendiri kenapa tidak bisa mengelola sampah rumah tangganya dan peran pemerintah setempat pun harus terlihat, jangan berleha-leha dalam menghadapi masalah ini. Hmmmmmm..... mungkin sang hujan kasihan terhadap daerah yang sering terkena banjir, sehingga ia pergi entah kemana mencari daerah yang subur akan tanaman sepertinya.

Rindu Sang Hujan     Tempat ane tinggal pun memang tidak terkena banjir tapi terkena imbas dari sang hujan yang telah pergi, dan sini kembali gersang. Abu-abu yang terbang akibat kendaraan yang berlalu lalang pun sering kali menghujam rumah ane sehingga rumah pun menjadi kotor dan harus sering-sering disapu. Tapi ketika hujan kemarin hawanya sangat enak sekali, yaa mungkin efek dari jarangnya hujan itu turun. Tapi kenapa sebentar sekali ?. Itu lah yang membuat ane sedikit kecewa.

     Siklus cuaca yang jelek disebabkan oleh polusi yang semakin banyak, sehingga cuaca pun menjadi tak menentu seperti ini. Ya bumi sudah tua dan hal itu membuat sang hujan datang dan pergi. Memang ane merasa ironis melihatnya. Seharusnya siklus cuaca itu memakai sistem juga (anjirr) jadi bulan sekian sampai bulan sekian panas dan bulan sekian sampai sekian mendung. Kalau gitu kan enak rasanya dan kita pun sudah siap untuk menghadapinya "sedia payung sebelum hujan".

     Sang hujan mudah-mudahan mendengarkan kata hati ane ini, ane berharap kau kembali lagi dan basahilah daratan ini. Daratan ini sudah haus dan butuh minum. Tanaman-tanaman yang tumbuh pun menjadi sedih dan layu. Berikanlah mereka senyuman wahai hujan, agar mereka bisa menari-nari kembali, agar mereka bisa tersenyum kembali. Dan gersang istirahatlah kau sejenak berikan kesempatan kepada sang hujan untuk menunjukkan eksistensinya.

"Rindu Sang Hujan"

Share this on your favourite network

2 comments:

  1. saya juga paling senang kalau hujan... hawa panas menghilang ditelan tetesan hujan.. jadi sejuukk... enak buat molor ahahahaha

    thanks udah mampir ke blog saya yaa~ ditunggu kunjungan berikutnyaa :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahahahah kita senasib mas Hafidh , sayalebih suka ngopi whahaha

      sama" mas Hafidh :)
      oke saya akan meluncur :D

      Delete

Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus
Subscribe me on RSS